SEL LUBUKLINGGAU- Dalam acara diskusi di Forum Silaturahmi Media Online Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Wakil Ketua Dewan Pers Hendri CH Bangun menyebut media massa jangan sampai kalah sengan media sosial (Medsos), Rabu (2/5/2021).
Dalam seminar yang dihadiri pengusaha Media Online di Sumsel, Hendri mengupas mengenai peran media massa di tengah kemajuan media sosial.
Hendri mengungkapkan bahwa perkembangan jurnalisme tak bisa dipisahkan dari kemajuan teknologi. Keberadaan ponsel pintar yang kian merata, membuat orang bisa menerima informasi dengan mudah dari para Netizen.
“Saat ini Dimana media sosial sudah menyaingi media masa,”kata Hendri dalam sambutannya di acara Forum Silaturahmi SMSI di Ball Room Hotel Smart Kota Lubuklinggau.
Menurut dia, semakin banyak media massa mengutip dari informasi media sosial, maka itu secara perlahan-lahan dapat membunuh media massa dengan pelan-pelan.
Diterangkan dia, Kalau media massa tidak berbenah menjadi lebih kreatif dan selalu ikut menonton kegiatan di Televisi atau membaca koran yang sumbernya dari Medsos, media massa akan ketinggalan.
“Muda-mudahan kita mendapat kesadaran baru untuk lebih memprioritaskan media massa,”terang dia.
Dikatakannya, media Massa bukan anti medsos, tetapi mendsos dalam pengelolaan informasi banyak informasi yang tidak benar dan tidak tepat, yang terkadang menyampaikan informasi hoak, informasi dari medsos harus diteliti dengan cermat agar tidak salah mendapatkan informasi.
“Itulah kemenangan media massa, dapat memberikan informasi yang sumbernya jelas,”terang dia.
Tentu sambung Hendri, media massa jangan melupakan jati dirinya sebagai motor informasi, sehingga media massa dapat memberikan informasi yang bermanfaat, berkualitas.
Sehingga masyarakat dapat menilai, mana informasi dan berita yang benar-benar serius dan mana informasi yang disampaikan ecek-ecek dari medsos, jadi masyarakar harus pintar menilai.
Jangan sampai tegasnya, berita artis-artis menjadi menjadi tranding taupik, jangan sampai berita artis yang tidak memberikan edukasi selalu diinformasikan kepada masyarakat.
Seperti berita artis melahirkan, artis menikah dan artis meninggal menjadi tranding taupik di media massa maupun medsos. Padahal informasi itu tidak bermanfaat bagi masyarakat.
Saat ini terang Hendri, dari hasil survei dewan elderman tahun 2021 secara global menunjukan menurunnya tingkat kepercayaan terhadap.media tradisional, skor menjadi 53 dari sebelumnya 60 pada tahun 2020.
Sedangkan dari survei lainnya, yang dirilis pada tahun 2019, sumber informasi yang paling banyak direspon dan dipercaya oleh masyarakat pertama itu media online, whatsApp, instragram, Facebook, Televisi, twitter, surat kabar harian dan Youtuber.
Dan kebanyakan Masyarakat mengecek kebenaran informasi itu dari media Online. Selain itu tingkat kepercayaan Masyarakat di media online itu cukup baik.
“Masyarakat lebih percaya dengan berita yang disampaikan oleh media online,”ujar dia.
“Tetap semangat media massa, terus tangguh dan menjaga marwah dari informasi yang kita sampaikan, semoga di sumsel ini media massa menjadi pelopor bahwa media massa dapat mengalahkan media sosial dalam memberikan informasi,”tandasnya