SUARAEMPATLAWANG.COM – Tiga Belas (13) tahun menjalani kehidupan dengan meraba akibat penyakit katarak yang mendera matanya, membuat Nenek Nurmala (65) warga Desa Lampar Baru Kecamatan Talang Padang Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan selalu bergantung ke suami tercinta (Kopli), bahkan makan pun disuapi.
Mengetahui hal tersebut Hj Hepy Safriani, SKM., M.Kes, yang merupakan Istri orang nomor satu di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati memerintahkan jajarannya untuk merujuk Nenek Nurmala ke rumah sakit Mata Sriwijaya Lubuk Linggau, 19/3/2022 lalu.
Disambangi dikediamannya yang sederhana Senin, (16/5/2022), Nurmala ditemani suaminya Kopli bercerita ia mengalami kebutaan akibat katarak sudah 13 tahun, sehingga dalam melakukan aktifitas sehari-hari, bahkan makan pun di suapi suaminya.
“Alhamdulillah terima kasih atas kemudahan akses yang diberikan oleh pemerintah sehingga doa saya selama ini bisa terwujud,” ucap Nurmala yang diamini suaminya.
Nurmala bercerita selama 13 tahun tak henti berdoa agar bisa melihat kembali sehingga bisa melihat ke tujuh cucunya serta bisa menjalanakan sholat lima waktu.
“Setiap hari saya berdoa agar mata saya bisa melihat kembali, saya ingin melihat cucu saya. Juga ingin sholat karena selama ini akibat keterbatasan penglihatan mungkin arah kiblat saya agak miring,” ujar tersenyum bahagia.
Kopli juga tidak henti mengucapakan terima kasih atas bantuan dari pemerintah Kabupaten Empat Lawang sehingga istrinya bisa melihat kembali. Ia bercerita dulu pernah mau mengobati istrinya namun karena keterbatasan akses jadi gagal.
“Dulu pernah di bawah kerumah sakit namun setelah mau di obati pihak rumah sakit menyampaikan jika nanti di operasi akan ada efek ke istri saya, karena pihak rumah sakit menyampaikan bahwa ada kolestrol, asam urat, darah tinggi dan lain-lain sehingga tidak jadi di operasi,” ungkap Kopli.
“Alhamdulillah saat ini dengan bantuan pemerintah istri saya sudah bisa melihat lagi, walaupun baru sebelah kiri yang di operasi karena yang kanan menurut dokter di RS Mata Sriwijaya Linggau sudah rusak. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Empat Lawang,” sambungnya.
Dimasa tuanya, Nurmala hidup berdua dengan suaminya Kopli di rumah sederhana. Ia pun bercerita dulu pernah mendapat bedah rumah namun karena tanahnya belum lunas sehingga rumah tersebut di ambil oleh pemilik tanah.
“Padahal saya sudah bayar 6 juta untuk membeli tanah tersebut dan kurang 3 juta lagi, namun pemilik tanah membatalkan jual tanah tersebut sehingga bangunan yang sudah kami dirikan dari uang bedah rumah di tambah uang kami hangus. Pemilik tanah hanya mengembalikan uang kami yang 6 juta sedangkan bangunan tidak di ganti,” ucapnya sedih.(red/tim).