Plt Direktur RSUD Lahat Dinilai ‘Besar Kepala’ di Tengah Badai Kritik Masyarakat Buruknya Pelayanan

SUARAEMPATLAWANG.COM

Lahat, Indonesia – Kontroversi seputar buruknya pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat, Sumatera Selatan mencapai titik didih baru. Alih-alih merespons dengan introspeksi, Plt Direktur RSUD Lahat, dr Dina Ekawati SP PA, justru membuat pernyataan yang dinilai bertolak belakang dengan sentimen publik, bahkan berujung pada pelaporan keluarga pasien, Faiza Az Zahra (Rara), ke Polres Lahat atas dugaan pengeroyokan.

​Tindakan pelaporan terhadap keluarga pasien yang sedang berduka dan menuntut keadilan ini telah menimbulkan gelombang kecaman yang lebih besar. Keluarga Rara dilaporkan setelah insiden protes yang terjadi akibat dugaan kelalaian dan lambannya penanganan medis.

​Dalam konferensi pers, Direktur RSUD Lahat mengeluarkan pernyataan yang secara implisit menyatakan bahwa tindakan para stafnya sudah benar. Sikap ini, di mata ribuan masyarakat Lahat, dinilai sebagai cerminan jiwa kepemimpinan yang tidak jujur, lebih mementingkan ego, dan berupaya melindungi anak buah yang kinerjanya jelas-jelas dituding buruk oleh ratusan bahkan ribuan warga.“Ucapan Direktur RSUD tersebut dinilai tidak mencerminkan jiwa pemimpin yang jujur dan lebih mementingkan ego serta melindungi anak buahnya yang jelas-jelas dituding ratusan bahkan ribuan warga Lahat bahwa pelayanan di RSUD sangat buruk.”

​Viralnya kebobrokan pelayanan RSUD Lahat berawal dari kasus tragis yang menimpa Faiza Az Zahra (Rara), warga Payo, Kecamatan Merapi Barat, pada Minggu (21/05/2025). Korban kecelakaan tersebut harus terkatung-katung selama 9 jam di RSUD Lahat sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Palembang.

​Lambannya Diagnosa: RSUD Lahat sangat lamban dalam menegakkan diagnosa dan memberikan tindakan medis esensial kepada korban.

​Keterlambatan Rujukan: Penundaan rujukan selama sembilan jam dinilai sebagai kelalaian fatal yang sangat berpotensi memperburuk kondisi pasien.

​Kasus Rara ini menjadi puncak gunung es yang memicu luapan kekecewaan publik terhadap kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Lahat yang sudah lama dikeluhkan.

​Ratusan bahkan ribuan tanggapan masyarakat yang membanjiri media sosial dan berbagai platform menunjukkan satu kesimpulan tunggal: pelayanan di RSUD Lahat sangat buruk. Respons dari pihak direksi yang justru mengkriminalisasi keluarga pasien dinilai mempertegas sikap “besar kepala” dan tidak adanya itikad baik untuk memperbaiki manajemen.

​Atas kelalaian manajemen RSUD Lahat diharapakan agar Bupati Lahat mengambil tindakan tegas:

​Pencopotan Direktur RSUD Lahat: Sikap Direktur yang dinilai tidak memiliki empati dan defensif dianggap telah merusak citra rumah sakit dan kepercayaan publik.

​Pembenahan Manajemen Total: Diperlukan perombakan menyeluruh pada sistem pelayanan, disiplin tenaga medis, dan peningkatan kecepatan penanganan pasien.

​RSUD Lahat, sebagai fasilitas kesehatan utama daerah, seharusnya menjadi garda terdepan dalam pelayanan prima, bukan menjadi sumber keluh kesah dan amarah masyarakat. Sudah sepantasnya Bupati Lahat turun tangan untuk memulihkan kepercayaan publik dan memastikan warganya mendapatkan pelayanan kesehatan yang manusiawi dan profesional.