JAKARTA – Kepala Staf Komando Operasi Gabungan Wilayah II, Mayor Jenderal (Mayjen) Joko Warsito menyambangi kantor pusat Serikat Media Siber Indonesia, Jalan Veteran II No. 7 C, Jakarta Pusat, Selasa (22/12).
Joko yang didampingi Eko Sriyanto Galgendu ini, disambut langsung oleh Ketua Umum SMSI, Firdaus ditemani Ketua Dewan Pakar SMSI yang juga Wakil Ketua Dewan Pers, Hendry CH Bangun.
Hadir juga dalam kesempatan itu Bernadus Wilson Lumi selaku Ketua Bidang Pendataan dan Verifikasi SMSI Pusat.
Pertemuan ini merupakan temu kangen sahabat lama antara Mayjen Joko Warsito dan Firdaus.
Persahabatan keduanya telah terjalin sejak Joko menjabat Danrem 064/Maulana Yusuf Banten, dan Firdaus kala itu menjabat sebagai Ketua PWI Provinsi Banten.
Dalam silaturahmi ke sekretariat SMSI ini, Mayjen Joko memberikan apresiasinya dan berharap SMSI bisa menjadi wadah untuk memberitakan kebenaran bagi media-media siber di Indonesia.
“Saya optimis kekuatan SMSI dengan jaringan ribuan media bisa membantu pemerintah, utamanya TNI dalam menjaga nilai-nilai kesatuan dan persatuan bangsa. Karena pers merupakan pilar keempat dalam negara demokrasi,” jelas Ketua Yayasan Gema 86 ini.
Mayjen Joko juga berharap SMSI bisa membantu program pemerintah dalam mencegah penyebaran informasi tidak benar alias hoaks.
“Diharapkan SMSI bisa memberikan kontribusi informasi yang cepat, tepat dan akurat,” terang Mayjen Joko yang juga Ketua Umum Federasi Triathlon Indonesia (FTI).
Ketua Umum SMSI, Firdaus berterima kasih atas kunjungan Mayjen Joko. Dia berharap, kunjungan ini bisa memperkuat Sinergisitas SMSI dan pemerintah, khususnya TNI.
“SMSI dengan ribuan jaringan media siber yang tersebar di seluruh Indonesia sudah membulatkan tekad untuk membantu pemerintah, khususnya menangkal penyebaran informasi hoaks,” terangnya.
Firdaus menambahkan, persahabatan ini diharapkan terus berlangsung dan tidak lekang oleh ruang, waktu dan jabatan. Ujar Firdaus.
Di akhir kunjungan, Ketum SMSI mengajak Mayjen Joko untuk berkeliling kantor pusat. Mayjen Joko juga sempat berfoto di meja Menteri Penerangan era Presiden Soeharto. (sam/yon/ris)
Komentar