November 22, 2022
Cerpen pinasti S Zuhri Istriku percayalah aku setia.
SUARAEMPATLAWANG.COM
Sebatang coklat, kuberikan kepada istriku yang sedang asyik menonton film di Laptop Acer Predator Helios 300 yang tergeletak di meja kerjaku. Tanganku masih gemetar saat itu, istriku langsung tersenyum kegirangan dan mengambil coklat itu dari tanganku, memakannya sampai habis. Aku langsung ke kamar mandi, membasuh mukaku yang pucat.
“Semoga istriku tak bertanya tanya,” kataku dalam hati. Kulihat istriku masih sibuk dengan bungkus coklat yang dibuangnya ke kotak sampah.
“Kakak nih aneh, dari tadi celingak celinguk, seperti orang yang ketakutan, wajah kakak juga agak pucat,” kata Istriku saat kami berbaring di kasur. Istriku menatapku tajam.
“Ada apa?” lanjut istriku.
Hatiku berdebar, mungkinkah aku harus menjawab dengan sejujur jujurnya, tentang sebatang coklat itu. Istriku kini menatapku dengan heran, aku menghela nafas panjang sambil membayangkan betapa marahnya dia padaku jika tahu dari mana coklat itu berasal dan apa yang sudah aku lakukan malam ini.
“Kok melamun, ayo jawab,” kata istriku heran melihat aku yang kebingungan.
Jika aku jujur, dia pasti sakit hatinya, sementara aku tak ingin dia terluka, tapi semua ini harus kukatakan, tentang Wanita cantik yang duduk di kursi Rush disebelahku.
“Tapi janji jangan marah,” kataku.
“Aneh,” kata Istriku sambil mendekat lagi ke tempatku berbaring, aku langsung duduk, kini kami berhadap hadapan. Meski pahit, aku harus jujur mengatakan semua ini padanya.
“Begini ceritanya,” kataku tersendat-sendat, istriku terlihat sudah tak sabar.
“Tadi sewaktu mau pulang ke rumah, aku bertemu seorang wanita.” Istriku langsung membelalakkan matanya, tangannya langsung mencengkram wajahku.
“Ohhhhh bagussssss, jadi tadi bersama seorang wanita,” bentak istriku sambil mempererat cengkramannya.
“Sabar dulu, aku mau jujur, aku akui aku memang melakukan kesalahan, tapi tolong dengar dulu alasanku, semua terjadi begitu saja, kulakukan karna aku khilaf, aku minta maaf,” kataku menghiba sambil menahan rasa sakit di wajahku.
“Wanita itu menumpang pulang, katanya rumah dia didekat rumah kita, katanya dia sering melihatku, meski aku tak pernah melihat dia, aku iyakan saja dia menumpang, katanya ban sepeda motornya pecah, dititipkan di rumah temannya, dan dia berjalan kaki sambil menunggu kalau ada mobil yang lewat,” jelasku.
“Terus,” bentak istriku
“Percayalah tidak terjadi apa apa,” kataku.
“Terusssss.”
“Ya kami bercanda, tertawa, ngobrol seadanya.” istriku mulai meneteskan air mata. Aku terdiam sejenak.
“Sampailah kami di depan rumah, tiba tiba aku mendengar suara tawa, tertawa yang begitu melengking dan menakutkan, bulu romaku berdiri, tiba tiba lampu dalam mobil mati, aku langsung menoleh ke samping, karena aku yakin Wanita itulah yang tertawa, aku langsung terkejut, kulihat Wanita itu sudah berubah menjadi sesuatu yang menakutkan, hantu, wanita itu ternyata hantu, aku langsung pucat, gemetar seluruh tubuhku, aku langsung membaca ayat ayat apapun yang aku ingat, dan syukurlah wanita itu menghilang, namun suaranya tetap terdengar, namun tawa menakutkan itu berubah menjadi tangisan, entah mengapa tiba tiba lampu dalam hidup lagi, kulihat kesamping, ada sebatang coklat, aku ambil saja dan bergegas keluar mobil dan langsung masuk ke rumah,” jelasku panjang lebar.
Wajah istriku berubah seketika, dia mulai tertawa, tapi kali ini tangannya menjambak jambak rambutku.
“Ai tak mungkin begitu ceritanya, mada’in coklat itu milik hantu,” kata istriku sambil tertawa.
“Ya lantas coklat itu punya siapa, ya pasti punya hantu itu, dan saat hantu itu menangis, aku yakin dia bersedih karena coklatnya tertinggal di dalam mobil, dan parahnya coklatnya aku ambil,” kataku lagi.
Istriku kini memukul-mukulku, tapi dengan manja, katanya ceritaku tidak lucu, tidak horror dan tidak logis.
“Ceritanya tidak menarik, males ah dengerinnya,” kata istriku sambil tertawa terkekeh-kekeh. Lantas dia menyuruh aku bercerita yang masuk akal tentang asal muasal coklat tadi.
“Baiklah ini sebenarnya kisah dibalik sebatang coklat itu,” kataku
“Bagaimana, awas kalo ceritanya jelek,” kata istriku.
“Tapi biar ceritanya bagus, cium ayah dulu dong,” kataku sambil menyodorkan pipi dan seperti biasa istriku tidak mau menciumku, katanya bulu bulu di wajahku membuat bibirnya sakit karena tertusuk.
“Cepat ceritaaaaaaaa,” teriak istriku.
“Iya iya, begini, saat aku lewat jalan tepat di depan maret maret, aku lihat ada keramaian, jalanan macet, aku turun dan melihat seorang Wanita terguling dengan sepeda motor disampingnya, lalu aku mendekat, anehnya tak satupun orang disana yang membantu Wanita itu. Akhirnya aku menolong Wanita itu berdiri, karena badanku kekar dan tubuhku kuat, aku gendonglah Wanita itu hingga berdiri, lalu aku angkat motornya, dan syukurlah Wanita itu tidak apa apa, hanya tergores sedikit, lalu aku lihat dimotornya ada coklat, nah sebelum Wanita itu memutar gas motornya aku langsung sambar coklatnya, dia tidak tahu bahwa coklatnya aku ambil, nah itulah cerita asal muasal coklat tadi,” kataku sambil senyum senyum berharap istriku mau menerima ceritaku.
“Dak masuk akal dak masuk akal,” kata istriku sambil tertawa dan berguling guling di Kasur.
“Ya sudah kalau tidak percaya,” kataku sambil memeluk istriku.
Nah itulah kisah mengapa hantu di film film selalu tertawa saat pertama menampakkan diri ke manusia dan menangis saat akan pergi. Karena hantu itu ingat pada leluhurnya yang sudah tertinggal sebatang coklat didalam mobil yang saya pinjam dan coklatnya saya ambil. Sedangkan hantu itu tidak dapat melaporkan saya ke polisi karena telah mengambil coklatnya, soalnya salah sendiri mengapa cepat cepat pergi dari mobil saya dan akhirnya coklatnya tertinggal, rezeki saya dong.
Empat Lawang, 22/11/2022
Komentar