SUARAEMPATLAWANG.COM
Lahat, Sumsel – Di tengah keheningan 44 anggota DPRD Kabupaten Lahat lainnya, satu nama muncul secara mencolok menyuarakan kritik dan keberpihakan kepada masyarakat atas buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat: Sutra Imansyah.
Anggota legislatif dari Fraksi Gerindra ini secara terang-terangan mengambil sikap, sebuah tindakan yang kontras dengan sikap mayoritas wakil rakyat yang memilih bungkam dalam kasus yang menjadi sorotan publik ini.
Kasus yang dimaksud adalah viralnya dugaan buruknya pelayanan di RSUD Lahat yang akhirnya merenggut nyawa seorang mahasiswi, Faiza Az Zahra (18), korban kecelakaan. Kejadian tragis ini memicu gelombang kekecewaan masyarakat terhadap institusi kesehatan daerah.
Sikap Berani yang Melampaui Batas Dapil
Keberanian Sutra Imansyah patut menjadi perhatian. Dalam sebuah aksi simbolis yang tegas, ia bahkan mengirimkan papan bunga yang berisi ucapan duka dan keprihatinan atas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Lahat. Tindakan ini bukan sekadar kritik lisan, melainkan pernyataan sikap terbuka yang menempatkannya berseberangan dengan status quo dan membela hak pasien.
Yang menarik, keberpihakan Sutra Imansyah ini melampaui batas wilayah pemilihannya. Sutra Imansyah adalah anggota DPRD yang mewakili wilayah Kecamatan Kikim, sementara almarhumah Faiza Az Zahra merupakan warga Merapi. Secara politis, tidak ada kewajiban elektoral langsung bagi Sutra untuk bersuara, namun ia memilih berpihak pada kebenaran dan rasa keadilan publik.
Aksi Sutra Imansyah menunjukkan bahwa fungsi pengawasan dan keberpihakan anggota dewan harus didasarkan pada moral dan kepentingan rakyat secara keseluruhan, bukan hanya sebatas dapil.
Tanda Tanya di Balik Keheningan 44 Anggota Lain
Sikap vokal Sutra Imansyah secara otomatis menyoroti diamnya 44 anggota DPRD Lahat lainnya. Dalam kasus pelayanan publik yang fatal dan menjadi perhatian luas ini, keheningan para wakil rakyat menimbulkan sejumlah pertanyaan kritis dari masyarakat:
Fungsi Pengawasan: Mengapa anggota DPRD, sebagai pengawas eksekutif (termasuk RSUD), memilih tidak bersuara atau mengambil tindakan nyata atas dugaan kelalaian pelayanan publik yang menyebabkan korban jiwa?
Keberpihakan Rakyat: Apakah diamnya mereka mencerminkan ketidakpedulian terhadap penderitaan dan keresahan masyarakat terkait kualitas layanan dasar?
Tekanan Politik: Apakah ada pertimbangan politik atau faktor lain yang membuat mereka enggan untuk mengkritik institusi di bawah naungan Pemerintah Kabupaten Lahat?
Aksi tunggal Sutra Imansyah ini telah menjadi pengingat keras bagi para anggota dewan bahwa mandat mereka adalah menjadi suara rakyat. Dalam kasus Faiza Az Zahra, Sutra Imansyah telah membuktikan dirinya berdiri di pihak pasien dan keluarga, menuntut perbaikan, dan menggugat standar pelayanan kesehatan daerah. Sementara 44 anggota lainnya terus memilih diam, masyarakat menanti penjelasan dan langkah nyata untuk memastikan tragedi serupa tidak terulang di RSUD Lahat.
