oleh

Seberangi Sungai Pakai Rakit Bambu Untuk Sekolah

EMPAT LAWANG – Putusnya Jembatan Ponton yang merupakan penghubung antara Kecamatan Ulu Musi dan Pasma Air Keruh (Peiker), Sabtu (27/04/2019) lalu meninggalkan suka duka bagi pelajar dan masyarakat sekitar.

Pantauan wartawan Senin (13/05/2019) dilokasi putusnya Jembatan Ponton, pelajar Sekolah Dasar (SD) terpaksa seberangi Sungai Musi mengunakan rakit bambu untuk pergi maupun pulang sekolah. Tentunya pemandangan tersebut sangat miris dan berbahaya bagi mereka.

Lebih mirisnya lagi, saat menyeberangi Sungai Musi para pelajar harus melepas sepatu mereka dan menyingsingkan celana sekolah agar tidak basah. Tentunya, saat menyeberangi Sungai Musi mereka dihantui rasa takut.

“Takut kami waktu sebrangi Sungai Musi saat hendak pergi dan pulang sekolah. Tapi kami beranikan demi menuntut ilmu. Itu pun kami bayar Rp 2.000 sekali naik,” kaya Ayu salah seorang pelajar, Senin (13/05/2019).

Sedangkan untuk warga yang rumahnya terkena musibah akibat deras debit air saat putusnya Jembatan Ponton lalu, hingga sekarang belum mendapatkan bantuan yang berarti.

“Bantuan yang kami terima cuma mie dan beras. Jika ditaksir nominalnya hanya sekitar Rp10 ribu sampai Rp20 ribu. Untuk bantuan lainnya ada seperti selimut dan terpal, jika bantuan lainnya belum ada,” ungkap Rodiah warga Padang Tepong yang rumahnya terkena musibah.

Dirinya berharap, ada bantuan yang cukup bearti bagi rumah yang terkena musibah. Lalu agar kiranya pemerintah segera membuat jembatan baru.

“Kami cuma berharap pemerintah cepat tanggap dengan kondisi kami ini,” harapnya. (20)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *