oleh

HIDAYAT MUHAMMAD KOK BISA MENANG DI KANDANG LAWAN …… !!! BAGAI MANA DENGAN dr. WULAN PURNAMASARI ?

SUARAEMPATLAWANG.COM

Ada beberapa Politikus, Masyarakat, atau Penonton Perpolitikan di Empat Lawang ini menilai hanya dari satu sudut pandang saja atas terpilihnya Bapak Hidayat Muhammad di dapil 3 (Pendopo Induk, Pendopo Barat, dan Sikap Dalam) yang notabene bukan daerah kelahiran hanya karena faktor beliau adik kandung dari bapak Bupati Saja. Padahal faktor penentu yang tidak kalah pentingnya adalah faktor Karakter personal, Komitmen yang kontinyu terhadap konstituen, pemanfaatan momentum yang tepat, dan mempunyai daya tahan dalam kesulitan serta persaingan.

Hidayat Muhammad yang biasa di panggil Dayat atau Doyek bagi yang sudah mempunyai kedekatan hati, Sosok wakil rakyat yang di tempa dalam berbagai kondisi dan situasi. Kesuksesannya sekarang akan menjadi kebahagiaan bila bermanfaat bagi masyarakat banyak. Membanggakan kesuksesan anggota keluarga bukanlah tipe beliau. Namun apa yang bisa di manfaatkan dari kesuksesan itu untuk orang banyak, itulah yang beliau perbuat. Dengan tetap berjuang untuk meningkatkan kemampuan diri pribadi beliau hingga tidak perlu bergantung pada kesuksesan anggota keluarga.

Juga tidak kalah pentingnya Sosok pendamping hidup dalam berjuang agar bermanfaat bagi orang banyak. dr. Wulan Purnamasari berlatar belakang dari keluarga yang sudah terbiasa dengan hiruk-pikuk Dunia Politik, cukup besar dalam berkontribusi keberhasilan beliau. Kesuksesan di raih karena nama besar orang lain, Suatu saat akan redup di makan waktu.
Jabatan itu amanah dan tidak abadi. Cerita beliau di saat menjamu konstituen yang bersilaturahmi.

Beliau Wakil Rakyat yang berkarakter menjalankan praktek pemerintahan sebagai seni menciptakan berbagai kemungkinan dengan mengandalkan visi dan argumen yang masuk akal. Kalau seorang pemimpin seorang teknokrat, ia adalah seorang teknokrat-plus atau dalam terminologi yang akhir-akhir ini mulai populer, seorang (teknokrat yang politisi). Dari itu pemimpin dan kepemimpinan dapat membedkan antara “pemerintah” dan pelayan masyarakat. Pemimpin berkarater mengelola pembangunan sebagai proses pembentukan nilai yang berkesinambungan, bukan hanya sekadar berkuasa untuk lima tahunan. Tanpa semua itu pemimpin akan gagal mengajak rakyatnya untuk bergerak (moving the people) mengatasi carut-marut keadaan. Rakyat yang enggan diajak bergerak menjemput perubahan adalah pertanda gagalnya kepemimpinan. Di sana tidak muncul pemimpin berkarakter kuat, punya kredibilitas terjaga, sanggup menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan.

Selain keunggulan spesifiknya pada sisi inteligensia, Wakil Rakyat yang berkarakter juga dituntut untuk menguasai moral capital yang kuat. Moral dalam arti ini adalah kekuatan dan kualitas komitmen para Wakil Rakyat dalam memperjuangkan nilai-nilai, keyakinan, tujuan, dan amanat penderitaan rakyat. Kapital di sini bukan sekadar potensi kebajikan seseorang, melainkan potensi yang secara aktual menggerakkan roda politik. Dengan begitu, yang dikehendaki bukan sekedar kualitas moral individual, namun juga kemampuan politik untuk menginvestasikan potensi kebajikan perseorangan ini ke dalam mekanisme politik yang bisa mempengaruhi perilaku orang lain..

Nah…. ! Bagi Putra Daerah yang tidak terpilih di lingkungan Keluarganya dan Pergaulannya, Sementara Orang lain yang bukan lingkungannya bisa terpilih,
Introfeksi diri …….” Ada Apa Dengan Dirimu ” @Mad_Delungap

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *