oleh

Musim Kemarau, Sungai dicemari Limbah PT BPI, Lengkap sudah penderitaan Warga Desa Gunung Kembang

TIME IN – LAHAT – Lengkaplah sudah penderitaan warga Desa Gunung Kembang Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, ditengah musim kemarau sulit mencari air bersih, Sungai Pait tempat mereka mandi mencuci malah dicemari Limbah PT Bumi Pembangkit Inovatif (BPI).

Kekesalah warga semakin menjadi karena hingga saaat ini perusahaan PLTU tersebut belum mengambil tindakan serius, meskipun keluhan warga sudah disuarakan. Hingga saat ini baik pihak PT BPI apalagi Pemerintah Kabupaten Lahat belum memberikan solusi yang terbaik bagi warga.

Desa yang bergantung pada Sungai Pait untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, dan kakus (MCK), kini menghadapi ancaman besar. Air yang dulunya bersih kini tak lagi bisa digunakan karena tercemar oleh limbah industri, terutama di saat musim kemarau.

Kepala Desa Gunung Kembang, Edi Suparno, tak tinggal diam. Dia menyatakan bahwa Pemdes telah melaporkan pencemaran ini ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Selatan untuk mendapatkan penanganan yang lebih serius.

“Kami hanya ingin PT BPI segera bertindak, namun sejauh ini perusahaan seolah tidak peduli, sehingga membuat warga semakin geram,” ujar Edi.

Selain ke DLH, Edi juga menyebutkan bahwa kasus ini akan dilaporkan ke Polres Lahat karena pencemaran ini sudah menyebar hingga ke lahan perkebunan warga.

Tak hanya itu, Safar, perwakilan warga Desa Gunung Kembang, menyuarakan niat mereka untuk melakukan aksi demonstrasi jika PT BPI dan pihak terkait tetap lamban menangani masalah ini.

“Kami sudah lelah. Sungai yang menjadi sumber hidup kami tak bisa lagi digunakan. Jika tidak ada solusi, kami akan turun ke jalan,” tegasnya.

Sementara itu, Siti Nurhaliza, Kasi Penindakan Limbah DLH, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah meninjau lokasi pada Jumat (6/9) lalu. DLH juga telah mengambil sampel air dan menyegel akses pembuangan limbah milik PT BPI.

“Kami bertindak cepat setelah mendapat laporan dari media sosial dan melakukan inspeksi di lapangan,” ujar Siti.

Hingga saat ini baik pihak PT BPI apalagi Pemerintah Kabupaten Lahat belum memberikan solusi yang terbaik bagi warga. (ZZ)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *