oleh

Ada Tangan Telaten dibalik Pembuatan Senjata Khas Paiker

SEL Empat Lawang – Setiap daerah punya senjata khas masing-masing tanpa kecuali Pasemah Air Keruh (Paiker).

Di Paiker setidaknya ada 3 warga masyarakat yang menjadi perajin senjata baik untuk dipakai peranti bertani maupun untuk souvenir.

Amarsin warga Talang Randai sudah menekuni kerajinan senjata sejak tahun 1990.

Dirinya juga menjelaskan,banyak jenis senjata khas yang dibuat, mulai dari kudok sampai keris. pekerjaan rata-rata dilakukan dengan sistem tempa, baik buat baru atau sekedar buang sarung senjata yang disebut brangke.

“Tidak ada ritual yang dilakukan ketika membuat senjata tersebut,”Katanya.

Iapun menjelaskan perbedaan antara senjata paiker dan Pagaralam,menjelaskan perbedaannya terlihat dari posisi gagang, besar kecilnya lekukan bawah atau betelughnya, pengikat gagang dan pelapis ujung, senjata Paiker dilapis dengan tanduk binatang.

“Dari brangke, senjata khas Paiker ada lekukan dari tengah sampai ujung,”Jelasnya

Sedangkan menurut Jayadi yang sudah 15 tahun menekuni kerajinan senjata khas Paiker, lekukan hanya variasi atau pemanis senjata dan diantara gagang dengan senjata ada sejenis lomba cenderung bulat.

Lanjut Arisman, selama menekuni kerajinan senjata khas, sudah ratusan senjata yang dipesan pejabat Empat Lawang sebagai souvenir untuk tamu-tamu istimewa yang berkunjung ke bumi Saling Keruani, Sangi Kerawati.

Perajin yang tinggal di desa Keban Jati yang juga hobi memelihara burung menjamin produknya sebagai barang premium atau istimewa dilihat dari bahan dan penampilannya.

Kepala desa Talang Randai Samsudin.yang lagi memperbaiki pisau mengatakan senjata Paiker memang memiliki tampilan yang beda dibanding yang lain,

“Walaupun namanya sama,seperti kudok Paiker dengan kudok Pagaralam bentuknya lain, baik bentuk sarung, teloghnya, gagang maupun pengikatnya,’Tuturnya.

Noperman Subhi camat Paiker berjanji akan memperkenalkan senjata khas dari Paiker apabila ada event pameran atau mengikuti moment promosi maupun ada tamu yang berkunjung ke Paiker.

Selain itu, camat Paiker meminta kepada dinas yang terkait untuk memberikan fasilitas atau mempermudah untuk membuat senjata sehingga tidak lagi memproduksinya secara tradisional.

“Selama ini senjata tersebut dibuat selama 3 hari,”Kata Noperman

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *