oleh

TEBAR PESONA 1 BULAN, BERHARAP JADI DPR 5 TAHUN. RSUD EMPAT LAWANG SUDAH SIAPKAN DOKTER AHLI JIWA !!

SUARAEMPATLAWANG.COM

Caption : Baliho Caleg Bertebaran

Pemilihan Legislatif (Pileg) sudah dalam hitungan hari, pesta demokrasi 5 tahunan akan menjadi ajang paling bergensi di tahun ini. Tidak hanya memilih wakil rakyat untuk duduk di gedung DPRD kabupaten, DPRD provinsi DPR RI dan DPD masyarakat dihari yang sama juga akan memilih presiden ke-8 untuk memimpin republik tercinta.

Dalam kontes pemilihan anggota DPRD kabupaten maupun DPRD provinsi, beberapa masyarakat dipastikan binggung dalam menentukan pilihan. Banyaknya Caleg yang masih mempunyai hubungan keluarga maupun satu desa membuat mereka dilema menentukan hak suaranya.

Namun berbekal pengalaman 5 tahun lalu saat Pileg 2019, ditahun 2024 ini masyarakat kabupaten empat lawang khususnya, sudah mulai sadar, hubungan keluarg yang digaung-gaungkan saat memasuki masa kampanye ternyata hanya dijadikan alat untuk mencari rupiah. Beberapa Caleg disinyalir hanya mencari uang bukan untuk jadi anggota dewan.

Dituturkan oleh Suardi, Caleg yang gagal tidak jarang langsung merenovasi rumah setelah Pileg berakhir. Hal tersebut ia duga suara yang mereka dapat dijual kepada Caleg lain.” Asumsinya gini contoh Caleg A mendapat suara 500 namun didalam partai ada Caleg lain kita sebut Caleg B yang mendapat suara 1000 sehingga suara Caleg A yang berjumlah 500 suara nanti dibayar oleh Caleg B, harga bisa 300-500 ribu per suara,” Ungkap Suardi mencontohkan praktek jual beli suara.

Pernyataan yang diungkap Suardi tidak sebenarnya benar. Karena, secara otomatis suara yang didapat para Caleg masuk ke kantong Partai, penentuan kursi ditentukan oleh suara terbanyak di Partai masing-masing.” Jual suara tidak benar, karena Caleg dengan suara terbanyak di Partai yang akan duduk pertama, setelah itu jika memungkin partai tersebut akan menambah kursi sesuai perolehan suara. Praktek yang disebut mungkin hanya uang lelah karena telah membantu menambah suara. Untuk uang yang digantikan bisa nominalnya segitu dan bisa jadi lebih besar lagi sesuai kesepakatan dan kebijakan Caleg yang mendapatkan kursi” terang Sopyan.

Sopyan justru menyoroti beberapa Caleg yang baru turun ke masyarakat menjelang Pileg berlangsung. Tidak jarang Caleg maupun keluarga dan timses nya membawa buku silsilah keluarga untuk mengaet simpati warga. Bahkan jika tidak ada hubungan keluarga mereka akan mencari kesamaan nama dalam keluarga Caleg untuk dijadikan saudara (angkanan-red).”Tebar pesona sebulan ingin jadi DPR 5 tahun. Dulu Caleg saat bawa mobil pintu kaca selalu ditutup sekarang terbuka lebar. Mirisnya, tidak jarang uang bensin yang diberikan atau barang-barang seperti tarub, rebana maupun kain diambil kembali oleh caleg setelah mengetahui suaranya tidak sesuai harapan,” ucap Sopyan sembari tersenyum.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *