oleh

Catut Nama Kadis DPMD Empat Lawang Ganti Nama Penerimaan BLT-DD, Kades Pancurmas Ketahuan…

SUARAEMPATLAWANG.COM

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Agus R Basuki membantah pernah memberikan saran kepada Kepala Desa Pancurmas untuk mengganti daftar nama penerima BLT-DD tahun anggaran 2023.

Sebelumnya awak media dihubungi Kepala Desa Pancurmas Elinyansha alias Idin yang mengatakan ia mendapat saran dari Agus R Basuki untuk mengganti nama-nama penerima BLT-DD.

“Jadi memang berdasarkan hasil musyawarah mereka masuk dalam daftar penerima namun karena ada yang melapor ke DPMD bahwa mereka-mereka tersebut dianggap tidak layak menjadi penerima karena rumahnya beton kebun dibelakang rumah, ada juga yang walaupun rumah kayu tapi punya warung dan punya sapi, sehingga atas saran Pak Agus DPMD untuk diganti. Setelah dilakukan musyawarah maka mereka diganti, uang nya diberikan ke penerima yang baru,” beber Elinyansha.

“Walaikum salam. Tidak ada warga yang melapor wan…, untuk klarifikasi saya perintahkan Kabid Pemdes untuk panggil kades yang bersangkutan,” tulis Kadis DPMD pada Rabu 22 Mei 2024 melalui pesan WhatsApp.

Untuk diketahui sebanyak 6 (enam) warga Desa Pancurmas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan yang namanya terdaftar sebagai penerima bantuan langsung tunai dari dana desa (BLT DD) anggaran tahun 2023 mempertanyakan uang yang seharusnya mereka terima hingga kini belum juga diberikan.

Terungkapnya hal tersebut berdasar informasi dari toko masyarakat dan pejabat pendamping desa yang meminta namanya dirahasiakan.

Menurutnya 6 orang warga yang namanya tertera sebagai KPM penerima BLT yaitu

Mariana, M.Duni, Jumli, Ishak, Meri Hartati, sedangkan Reza Saputra diberikan Rp 300 ribu pada pembagian BLT penghujung tahun 2023.

” Nama-nama tersebut cuma ada di daftar tapi tidak pernah dapat BLT, menurut perangkat desa uangnya masih di kades, dulu sempat katanya mau disetor balik, tapi kenapa tidak dibagikan. Sedangkan Reza awalnya dibayar Rp 600 namun diambil kembali dengan alasan salah orang, obat malu lalu dikasih lagi Rp 300 ribu,” ungkap warga yang mengetahui hal tersebut dari salah satu perangkat Desa Pancurmas.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *