oleh

Irigasi Rp 42,9 Miliar di Paiker Kabupaten Empat Lawang Hancur Lebur, Warga Minta KPK dan Kejagung Usut Pemenang Proyek

SUARAEMPATLAWANG.COM

Hancur lebur, kata yang pas disematkan untuk proyek irigasi di Pasemah Air Keruh (Paiker) menelan anggaran APBN Rp 42,9 Miliar anggaran tahun 2023. Walau baru selesai dibangun Irigasi tersebut sudah hancur berkeping-keping, membuat warga Paiker geram.

Dalam percakapan group WhatsApp ” PAIKER BERDISKUSI ” salah satu peserta meminta ada warga yang melaporkan proyek irigasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan diteruskan Kejagung.” Proseslah dan laporkah ke KPK, tembuskan ke Kejagung, make lesai rabanan itu,” tulis Tinus.

Begitupun Taslim yang juga terdaftar dalam group PAIKER BERDISKUSI ikut menyemangati warga untuk melaporkan pekerjaan Irigasi yang melewati 7 Desa di PAIKER.” Laporlah ke KPk make pacak alap untuk kedepane bangunan badah kite kalu lah ado contoh diproses KPK,” timbalnya di group WhatsApp.

Sebelumnya diberitakan Irigasi yang menelan dana APBN sebesar 42,9 Miliar di Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan sudah hancur berkeping keping dibeberapa titik. Sejak dibangun, irigasi ini belum bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan persawahan milik warga.

Irigasi sepanjang 12 KM di Kecamatan Pasemah Air keruh Kabupaten Empat Lawang ini hancur tergerus air, Dinding irigasi yang merupakan cetakan semen yang menempel di tanah terkelupas dan hanyut dibawa aliran air, dibeberapa titik terlihat pintu irigasi telah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Pembangunan irigasi ini dibagi dalam dua tahap yang dikerjakan oleh PT. Usaha Nata Lestari Sejahtera dengan anggaran Rp 22.590.558.120 dan PT. Radot Bangun Perkasa dengan anggaran Rp 20.425.013.765,64.

Menurut warga, sejak dibangun, irigasi belum bisa dimanfaatkan untuk mengaliri aliran sawah warga, akibatnya dalam dua kali masa tanam warga di tujuh desa tidak dapat lagi menanam padi dan menggantinya dengan bertanam jagung.

Warga berharap pihak terkait dapat memperbaiki irigasi ini mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari hasil persawahan.

“Dengan adanya irigasi ini petani dirugikan karena tidak bisa menggarap sawah, pihak pekerja tidak membuat pintu air sehingga areal sawah menjadi kering. Sekarang masyarakat mengganti tanaman padi menjadi jagung, sehingga pendapatan masyarakat berkurang. Kami berharap irigasi ini segera diperbaiki,” ungkap Imron warga Paiker Selasa 4 Juni 2024.

Senada dengan Imron Warga Talang Padang Kecamatan Paiker Giman mengatakan hal yang sama. Ia meminta pemerintah segera memperbaiki proyek irigasi agar masyarakat kembali bisa menggarap sawah.” Dulu kami petani sawah sekarang sudah lebih dari satu (1) tahun tidak ada air ke sawah kami. Saat ini kami menanam jagung sampai irigasi ini diperbaiki,” tutur Giman dilokasi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *